Petani Gunung Kidul Sukses Usai Sulap Pekarangan Rumah
Budidaya cabe rawit |
CariUang - Seorang petani sukses meraih keuntungan usai sulap lahan pekarangan rumah menjadi perkebunan cabe. Pria yang beralamat di Kapanewon Wonosari, Gunung kidul ini telah mempunyai lahan perkebunan cabe dengan hasil panen ratusan kilogram.
Luas lahan yang digunakan untuk budidaya cabe tersebut sekitar 500 meter dengan jumlah pohon kurang lebih sekitar 1000 batang. Cabe kering menjadi jenis yang dibudidayakan dan telah panen pasca 50 hari memasuki proses penanaman.
Baca Juga: Prospek Hidroponik di Indonesia, Masa Depan Pertanian Modern
Suparno mengungkapkan bahwa pertama kali panen mampu meraih untung sekitar Rp 800.000 lantaran jumlah cabe hanya sekitar 38 kg. Harga cabe sendiri diketahui sekitar Rp 22.000 per kg.
"Kalau ditotal bisa panen sampai 12 kali dengan hasil mencapai 200 kilogram-an,"ujarnya dilansir dari Tribunnews Rabu (10/7/2024).
Dirinya menamparkan bahwa cabe hasil tanamannya bisa tumbuh dengan subur lantaran diberi pupuk kompos. Kompos tersebut juga dibuat sendiri dengan memanfaatkan keberadaan kotoran ayam.
"Selain itu juga pemberian pupuk NPK cair, setelah petik setiap minggunya sehingga merangsang pembuahan cabai berikutnya, serta yang tidak kalah pentingnya adanya sumber air yang cukup,"paparnya.
Baca Juga: Tanaman yang Menguntungkan di Lahan Sempit, Pilihan Bijak
Sub Koordinator Substansi Sarana Prasarana Tanaman Perkebunan dan Hortikultura, Eni Wijayanah turut menambahkan bahwa budidaya tanaman di Gunung Kidul terdampak el-nino. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi komoditas tersebut lantaran cabai masih menjadi andalan.
Memasuki bulan mei 2024 tercatat hasil panne cabai mencapai 910 kuintal.
"Produktivitas hasil pertanian cabai masih sangat baik,"paparnya.
Pihaknya juga aktif membagikan bibit cabai kepada petani untuk meningkatkan komoditas tersebut.
"Kami membagikan beberapa benih cabai salah satunya Poktan tempat tinggal Pak Suparno ini, Poktan Sedyo Rukun,"urainya