Cabup Sragen Ajak Masyarakat Bisnis Melon Premium, Ini Alasannya!

 

Ilustrasi melon premium
Ilustrasi melon premium 

CariUang - Daerah sragen mempunyai green house berukuran 400 meter yang terletak di desa Pengkok, Kecamatan Kedawung. 

Lahan tersebut digunakan untuk menanam melon sebanyak 850 pohon. Melon yang ditanam berjenis sweet hami yang rata-rata punya bobot sekitar 1,5 kg. 

Buah melon yang dipetik dan dipanen bisa langsung diambil oleh pembeli. Ide bisnis ini merupakan milik seorang pengusaha kenamaan di Sragen yakni Dr. Aan Cagyanto. 

Aan mulai melakukan panen terhadap melon premium tersebut sejak hari kamis. 

Dalam waktu bersamaan sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) tengah melakukan KKN sehingga bisa mengikuti aksi panen tersebut. 

Baca Juga: Panen hingga 470 Ton, Wonogiri dinobatkan sebagai Produsen Kakao Terbesar di Jateng

Pihaknya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mencicipi kelezatan buah melon premium hasil panen. 

“Ada 850 pohon melon. Satu pohon hanya satu buah supaya optimal. Dalam waktu 2,5 bulan sudah panen. Pasarnya sudah jelas. Pukul 13.00 WIB sudah diambil buyer. Untuk suplai kebutuhan Jawa Tengah saja kurang,” ujar Aan saat berbincang dengan wartawan, Kamis siang.

“Melon ini dijual dengan harga Rp25.000-Rp35.000 per kg di tingkat petani. Kalau di tingkat konsumen harganya bisa Rp40.000-Rp45.000 per kg. Green house ini memang sengaja ditempatkan di tengah permukiman supaya menjadi contoh masyarakat sekitar,” ujar Aan dilansir dari Solopos, Minggu (13/7).

Baca Juga: Petani Gunung Kidul Sukses Usai Sulap Pekarangan Rumah

“Melon ini dijual dengan harga Rp25.000-Rp35.000 per kg di tingkat petani. Kalau di tingkat konsumen harganya bisa Rp40.000-Rp45.000 per kg. Green house ini memang sengaja ditempatkan di tengah permukiman supaya menjadi contoh masyarakat sekitar,” ujarnya.

Aan mengedukasi masyarakat bahwa bertani melon itu peluang yang luar biasa dengan memanfaatkan lahan kosong. Aan memiliki empat green house di wilayah Pengkok yang semua bertujuan untuk edukasi ke masyarakat agar ikut menjadi pengusaha melon.


Dia menyebut dalam setahun bisa panen 4-5 kali. Kemudian pada panen ketiga, ujar dia, sudah bisa balik modal.


Aan membidik para milenial untuk bisa menjadi pengusaha agrobisnis karena prospeknya menjanjikan. Dia mengatakan green house seperti ini lebih baik langsung dibeli buyer dan sisanya bisa untuk kebutuhan agrowisata agar perputaran uangnya lebih cepat. Kalau hanya agrowisata, kata dia, kelamaan.

Untuk modal green house, jelas dia, ada di kisaran Rp80.000-Rp110.000 per meter persegi. Untuk ukuran green house 400 meter persegi maka modalnya Rp44 juta. Kemudian satu kali panen itu, ujar dia, berat satu buah dirata-rata 1,5 kg x 850 buah hasilnya 1.275 kg.

Bila harga jual melon Rp25.000 per kg maka uang yang dihasilkan Rp31,87 juta. Untuk penyusutan dan operasional sekitar Rp10 juta maka pendapatan bersih mencapai Rp21,87 juta. Artinya pada panen ketiga nanti, jelas dia, modal awal Rp44 juta sudah dikembali.

Tidak hanya melakukan panen, Aan turut memberikan edukasi terhadap masyarakat untuk melakukan penanaman melon dengan memanfaatkan lahan tersedia. 

Saat ini Aan telah mempunyai 4 green house di daerah yang sama. 

Dalam kurun waktu satu tahun dirinya bisa panen sebanyak 4 kali. Saat panen ke 3 modal keseluruhan sudah balik.


Ia juga terus fokus pada milenial agar mau membuka usaha di bidang agrobisnis lantaran prospeknya menjanjikan. 

Dirinya juga menambahkan bahwa modal green house sekitar Rp 80.000 g Rp 110.000 per m². Ukuran green house 400 m² membutuhkan modal sekitar Rp 44 juta. 

Sementara sekali panen berat buah sekitar 1,5 kg ×850 buah = 1.275 kg. 

Jika harga penjualan sekitar Rp 25.000 per kg maka uang yang dihasilkan sekitar Rp 31.87 juta. 

Hasil tersebut belum bersih lantaran harus terpotong pemeliharaan dan operasional. Namun ketika memasuki panen ke 3 modal telah balik lagi. 

“Ayo belajar agrobisnis. Ini peluang. Kalau saya berhasil maka siapa pun bisa. Dengan green house ini hama berkurang dan tidak tergantung musim serta perawatan lebih mudah. Media tanamnya pakai polybag yang isinya tanah bercampur dengan pupuk kandang yang sudah difermentasi,” pungkasnya.

Baca Juga
Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar