Terungkap, Ternyata Ini Faktor Pemicu UMKM Sulit Berkembang

UMKM
UMKM


CariUang - Small Business Barometer Report dari Mastercard Center for Inclusive Growth menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan UMKM di Indonesia sudah mengalami kemajuan. 

Dalam penelitian yang dilakukan, setidaknya turut melibatkan 60 Decibels. Decibels menyoroti sejumlah faktor mulai dari ketersediaan kredit hingga kemampuan dalam pemahaman digitalisasi.

Executive Director Mercy Corps Indonesia, Ade Soekadis mengungkapkan bahwa penelitian ini mampu menjadi perantara antara pemangku dengan pemilik UMKM. Lebih lanjut diharapakan terdapat kolaborasi yang dapat menyebabkan UMKM berkembang. 

Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Maliki mengungkapkan terkait dengan pemahaman terkait dengan situasi terkini UMKM di Indonesia. 

Dalam studi ini tentu menyorot banyak hal termasuk tantangan-tantangan yang dihadapkan oleh sejumlah UMKM dalam menuju kesuksesan. 

"Laporan ini dapat membekali para pembuat kebijakan dengan perangkat yang diperlukan untuk menjalankan program yang tepat sasaran demi pertumbuhan UMK yang berkelanjutan di Indonesia," katanya dilansir dari Tempo Minggu,(30/6).

Baca Juga: Pameran Bakal digelar di Bali, 20 UMKM Jateng Ikut Partisipasi

Tantangan utama yang dialami oleh pelaku UMKM yakni keterbatasan dalam pemahaman digitalisasi. 2/3 dari 835 UMKM telah menggunakan dan menerapkan arus digitalisasi. 46% diantaranya telah menggunakan E-commerce sementara 34% diantaranya memanfaatkan e-wallet dalam transaksi. 

81% diantara pelaku usaha tersebut sebenarnya sudah memahami peran penting dari digitalisasi. Namun kebanyakan masih kurang dalam literatur poin terkait literasi. Sedangkan 64% diantaranya kurang paham perangkat yang cocok untuk usahanya. 

Ilustrasi kredit
Ilustrasi kredit

Rendahnya literasi secara digital menjadi penghambat paling utama dalam kemajuan bisnis. Hal ini tentu sejalan dengan temuan yang diutamakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dalam temuan tersebut angka literasi tahun 2022 hanya menyentuh 3,5 - 5% saja. 

Tantangan kedua yang dihadapan oleh UMKM dan mampu menghambat bisnis yakni layanan dukungan. 70% UMKM menjelaskan bahwa layanan dukungan berperan penting dalam suatu bisnis. 

Baca Juga: Shopee Dorong Pertumbuhan UMKM, Kok Bisa?

Setahun belakangan 2/3 UMKM tidak mempunyai layanan dukungan. Sebagian besar UMKM mendapatkan layanan dukungan dari lembaga swadaya masyarakat. 

"Hal ini mengindikasikan kurangnya informasi tentang ke mana mereka bisa mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis mereka," ujarnya. 

Tantangan ketiga yang dihadapi oleh pelaku UMKM yakni kurangnya pemahaman terkait dengan kredit. Satu tahun belakangan ini peminat kredit atau pinjaman untuk bisnis mengalami penurunan. 

62% UMKM menjelaskan bahwa usahanya tidak memerlukan kredit. Hal ini sebenarnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor utama salah satunya yakni tingginya suku bunga yang harus dibayarkan pelaku UMKM. 

Tidak hanya itu saja, kurangnya jaminan juga menjadi faktor pemicu UMKM memilih tidak mengajukan pinjaman. 

Baca Juga
Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar