PHK Massal Bertebaran, Ini Biang Keroknya
Kenaikan harga dan upah pegawai jadi pemicu banyaknya phk |
CariUang - Perekonomian di tanah air sedang memasuki fase sulit. Pasalnya saat ini sedang terjadi PHK dimana-mana mulai dari pekerja kantoran hingga buruh perusahaan.
Bahkan perusahaan hasil kolaborasi antara Tokopedia dan Tik Tok Shop juga mengalami hal serupa. Meskipun demikian, perusahaan tidak berbicara lebih lanjut mengenai alasan PHK tersebut. PHK yang dilakukan oleh perusahaan ByteDance tersebut terjadi pada sekitar 450 karyawan.
Tidak hanya itu saja, beberapa pabrik tekstil di Indonesia juga banyak melakukan pemberhentian karyawan lantaran tutup total. Salah satunya yakni pabrik garmen di Cileungsi, Bogor.
Dilansir dari sejumlah media, pabrik tersebut kini sepi hanya terdapat ribuan mesin jahit yang tertutup kain.
Bahkan sekitar 3.000 orang harus kehilangan profesinya akibat PHK massal tersebut.
Pemilik menjelaskan bahwa sudah tidak bisa lagi mempertahankan bisnisnya lantaran orderan sepi dan biaya upah yang senantiasa mengalami pertambahan setiap tahunnya. Sebelumnya pabrik ini beroperasi dengan membuat pakaian dalam untuk kebutuhan impor.
Namun karena sejumlah faktor seperti resesi global dan kenaikan upah pabrik ini tidak bisa mempertahankan sejumlah perusahaan.
Desi Sulastri selaku anggota perkumpulan pengusaha tekstil provinsi Jawa Barat bidang hukum menjual, kenaikan upah tidak diimbangi dengan permintaan dari konsumen sehingga pabrik tumbang.
"Penetapan upah dengan Otoda (otonomi daerah) sejak 10 tahun terakhir membuat industri yang ada mengalami penekanan-penekanan dalam penetapan upah. Karena seyogyanya penetapan kenaikan upah kan diiringi dengan pertambahan order atau peningkatan produktivitas, tetapi dengan beralihnya penetapan UMK dengan melalui Otoda, itu tidak lagi menjadi perhitungan," kata Desi kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (14/6/2024).
Ida Fauziyah yakni Menaker menjelaskan bahwa PHK pada perusahaan dilakukan lantaran tidak ada lagi aktivitas.
"Jika ada perusahaan yang melakukan PHK tentu yang kami dorong adalah bener-bener PHK itu sebagai jalan terakhir. Upaya yang lain kita minta untuk terus dilakukan, efisiensi, kemudian mengedepankan dialog, kita dorong," kata Ida di gedung DPR dikutip Jumat (14/6/2024).
Ida menambahkan bahwa kedepannya bakal ada PHK pekerjaan lain terlepas dari industri tekstil. Bahkan menurutnya badai PHK ini tidak selesai dalam waktu dekat.
"Perusahaan-perusahaan yang produksi berkurang karena ekspor berkurang, karena kondisi ekonomi global yang enggak bisa dihindarkan, dan ada pengaruh juga isu tentang Palestina Israel mengurangi produksi perusahaan," pungkasnya.