Biaya Logistik Mahal, Pengusaha Banyak yang Ngeluh hingga Bilang Begini

 

Logistik
Ilustrasi logistik

CariUang - Dalam lingkup pengusaha menjelaskan bahwa saat ini berbisnis di Indonesia tergolong menjadi hal cukup berat lantaran terkendala biaya logistik.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yakni Shinta Kamdani menjelaskan bahwa dunia usaha di tanah air mengalami sejumlah tantangan sehingga kurang efektif. Salah satu tantangan tersebut yakni mahalnya biaya yang diperlukan. 

"Jadi saya selalu masalahnya kalau saya lihat saat ini yang masih konsisten di Indonesia ini adalah high cost economy, hingga saat ini Indonesia masih menjadi negara dengan biaya logistik, biaya supply chain, biaya energi, biaya tenaga kerja, dan biaya pinjaman termahal diantara negara ASEAN," kata Shinta dalam agenda Seminar Nasional Kajian Tengah Tahun INDEF 2024 dilansir dari detikFinance Rabu, (26/6). 

Baca Juga: Ekonom Sebut Rileksasi Impor Bakal Ganggu Pertumbuhan Ekonomi RI

Salah satu biaya tersebut yakni logistik. Hal ini membuat Indonesia tidak bisa bersaing dibandingkan dengan biaya logistik negara Asean lainnya. 

Walaupun kementrian PPN/ Bapemas telah menurunkan buaya logistik, Shinta menjelaskan bahwa dalam Dat Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) masih terjadi penurunan logistik di Indonesia.

"Khususnya dari segi ketepatan waktu, kualitas layanan tracking, Dan efisiensi pelayanan internasional," jelasnya.

Tak hanya itu saja, Shinta berpendapat bahwa kondisi ini turut dipengaruhi oleh geopolitik Timur Tengah. 

Aspek lain yang turut menjadi sorotan yakni biaya perdagangan. Sekarang ini banyak pengusaha yang mengalami penurunan ekspor lantaran kesulitan mendapat bahan baku secara impor. 

Kendati demikian, Shinta menjelaskan bahwa indikator tersebut tidak bisa disamaratakan. Namun, bisa dibuktikan keakuratannya lantaran data tersebut didapatkan dari survei. 

Baca Juga: Ide Jualan Paling Laku di Tokopedia, Yuk Intip Peluangnya!

"Mungkin ada beberapa sektor yang Tidak merasa demikian. Tapi ini sekali lagi adalah dasarnya survei dan general dari keseluruhan pengusaha yang kemudian memberikan masukannya. Jadi memang Ini menjadi disensitif buat Indonesia untuk menjadi bagian dari global value chain dan regional value chain," imbuhnya.

"Jadi kita selalu mengatakan Indonesia harus menjadi bagian dari value chain, Tapi ini juga logistik kita menjadi masalah," pungkasnya.

Baca Juga
Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar