Berjalan akibat Kebangkrutan, Ini Awal Kesuksesan Lapis Bogor Sangkuriang
Brand lapis Sangkuriang IG/ @lapisbogor |
CariUang - Jika sedang berada di Bogor ataupun Lembang pasti ada beberapa toko oleh-oleh yang menyajikan oleh-oleh berupa lapis Bogor. Produk ini memang cukup laris dan disukai oleh masyarakat lantaran mempunyai rasa sangat lezat.
Usut punya usut pendirian usaha ini tidaklah sengaja. Pasalnya dulu pemilik brand lapis Bogor Sangkuriang ini merupakan penjual bakso. Sementara sang istri merupakan pekerja kantoran yang hanya bisa membantu saat waktu luang saja.
Anggara Jati & Rizka Wahyu adalah sepasang suami istri yang mempunyai brand lapis Bogor Sangkuriang. Dilansir dari bsinsi, Rizka menjelaskan bahwa usaha tersebut dimuali pada tahun 2011. Hal ini dilakukan sepasang suami istri tersebut lantaran warung bakso miliknya hampir mengalami kebangkrutan.
Awalnya bisnis bakso yang dijalankan oleh sang suami bisa berjalan dengan lanacra. Namun hal tersebut mulai terancam ketika dirinya dna sang suami terlilit hutang. Menurutnya kesalahan itulah yang memicu bisnis bakso mulai mengalami penurunan.
Produk lapis Bogor |
“Kami buat bakso kemasan siap makan untuk segmen karyawan kantoran. Waktu itu lumayan sukses. Tapi karena kami masih belum matang, kami bikin kesalahan, yaitu tidak fokus di satu bisnis. Tergiur untuk memakai profit buat bikin bisnis lain, dan akhirnya malah bikin kami terlilit utang,” ungkapnya Dilansir dari Bisnis Rabu ( 05/06/2024).
Bahkan sang suami semapt membuka bisnis minuman yang sedang hits namun justru membuat keduanya terlilit hutang. Puncaknya motor milik sepasang suami istri tersebut harus ditarik oleh debt colector. Akhirnya Rizka memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dengan tujuan membantu sang suami berbisnis.
“Setelah bisnis bakso nyungsep, kami memang sempat coba banyak bisnis lain, tapi tidak ada yang berjalan baik. Akhirnya, kami kepikiran bikin bisnis oleh-oleh karena melihat potensi Bogor sebagai kota wisata. Banyak dikunjungi orang dari kota,” jelasnya
Bermodalkan uang Rp 500.000 dan mixer milik mertuanya akhirnya Rizka mencoba membuat kue lapis untuk menyambung kehidupan.
“Saat itu, pilihan oleh-oleh di Bogor masih sedikit sekali. Apalagi yang memakai olahan talas sebagai salah satu ikon kawasan ini,” tambahnya.
Setelah mengalami beberapa percobaan akhirnya Rizka mendapatkan respon positif hingga berdatangan testimoni. Untuk mengembangkan brand miliknya dirinya dan sang suami bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam rangka menciptakan ikon.
Bahkan diirnya menjelaskan bahwa sempat mengunjungi dinas pariwisata hingga tempat-tempat yang tersorot media utama di kawasan Bogor.
“Kami punya momentum dikenal orang sejak ikut promosi di acara-acara UMKM besutan pemerintah dan salah satu perbankan. Selain itu, kami juga ada kerja sama dengan Dinas Pariwisata untuk membuat kemasan edisi khusus yang isinya edukasi tentang tempat-tempat wisata di Bogor. Nama kami jadi semakin terkenal dan terpercaya setelah itu,” ungkapnya.
Menurut Rizka agar tidak jatuh ke lubang yang sama dirinya memutusakan untuk lebih rajin lagi dalam mendalami bisnis dan kewirausahaan. Hal itu tampaknya membuahkan hasil usai brand yang menaunginya telah mempunyai cabang dimana-mana.
Bahkan Agrinesia Raya kini telah mempunyai ribuan karyawan, 300 diantaranya menetap di lapis Bogor Sangkuriang. Untuk melakukan pembelian, masyarakat bisa memanfaatkan e-commerce ataupun sosial media.